Glitter Text Generator at TextSpace.net

PPT Tugas Tekkom Individu

09.38 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (1)

Poster Kel. Tekkom 1

09.31 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)

Akhir Penantian...

09.01 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)

Alhamdulillah pembuatan film sudah selesai.. meskipun kualitas gambar yang kurang dan teknik pengeditan film yang seadanya, tetapi hasil dari film yang kelompokku buat cukup menghibur para penonton dan kami bangga untuk itu. Alur cerita yang saya buat juga cukup jelas meskipun hasil film seadanya namun kelompokku tetap bangga dan senang. Apalagi saat poster yang kami buat mendapat perhatian lebih dari teman-teman, dan dipilih sebagai poster terbaik. Meskipun pertama kali tahu kelompokku kaget, namun kami sangat bangga, kerja keras yang selama ini kami kerjakan telah membuahkan hasil. Pokoknya seneng dan terima kasih banyak untuk dosen-dosen mata kuliah teknik komunikasi yang telah mengajarkan kami semua Untuk yang meminjamkan kelompok kami handycam untuk pengambilan gambar, dan semua pihak yang terlibat. Tugas besar sudah selesai namun akan selalu menjadi sebuah cerita yang selalu akan terkenang. ^_^

Kesan dan Pesan Mata Kuliah Tekkom

08.51 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)

Kuliah tekkom cukup menyenangkan karena mahasiswa bisa menyalurkan kreativitasnya lewat tugas besar yakni pembuatan film dan poster. Mahasiswa juga dapat refreshing disela-sela syuting karena penatnya tugas. Disamping menyenangkan, namun tubes tersebut juga cukup melelahkan dan membingungkan. Dasar dan teknik yang kurang memadai membuat kebingungan pada saat pengambilan gambar dan pengeditan film. Alhasil kualitas gambar dan pengeditan masih standar. Selain itu, fokus yang terbagi dengan tugas mata kuliah lain, membuat kami kurang maksimal menggunakan waktu dalam menyelesaikan film.
Makul Tekkom juga bermanfaat melatih kita untuk lancar dan menguasai komunikasi di depan umum. Kami mendapat cukup materi pembelajaran yang menyenangkan. Pengajaran yang juga cukup menyenangkan membuat kami mengerti tentang materi yang diberikan. Namun, praktik untuk melatih keberanian dalam berbicara di depan umum masih kurang. Sehingga masih ada yang demam panggung saat presentasi di depan umum.
Diharapkan agar adanya penambahan konsep dan teknik pembuatan film yang lebih baik. Agar nantinya bermanfaat bagi kami dalam menyajikan presentasi di muka umum. Selain itu praktik untuk melatih dan memperbanyak jam terbang dalam berbicara di depan umum lebih ditingkatkan sehingga mengurangi dampak demam panggung yang dirasakan.
Mohon maaf apabila ada kata yang tidak berkenan..

TUGAS POSTER INDIVIDU

22.13 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)


Ngapain Aja Saat Buat Film "Gara-Gara BRT"??

02.21 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)

Satu hari sebelum kelompok 1 memulai syutting, kami semua ngebahas apa saja yang akan disiapkan, dipakai untuk keperluan syutting. Salah satunya yang paling penting adalah handycam. Tadinya kelompok kami tidak satu pun yang punya handycam untuk syutting, akhirnya kami berusaha pinjam dan mencari tempat penyewaan handycam. Tapi... untuk nyewa mahal banget biayanya.. Untung aku dipinjemin handycam sama teman dari FKM. Seneng banget, akhirnya bisa syutting dengan ngirit pengeluaran.. :-D
Besok harinya kami putuskan untuk syutting jam 3 sepulang kuliah di daerah Banyumanik. Kayak biasa, setiap janjian mesti pada ngaret, jadi baru jam setengah 5 kami berangkat ke lokasi syutting. Sesampainya disana kami persiapin baju yang akan dipakai, juga angle mana yang cocok buat pengambilan gambar. Kami yang masih amatiran dalam urusan syutting, jadi pengambilan gambar selalu dilakukan berulang-ulang. Banyak becanda karena lucu ngeliat ekspresi para pemain. Tapi begitu kami bisa ngambil 2 scene. Yaah lumayan untuk permulaan.. Akhirnya pulang karena udah jam setengah 7.
Abis itu, kami juga cari waktu lain untuk kapan syutting kembali. Dipilihlah hari sabtu dimulai jam 8, yah seperti biasa banyak juga yang ngaret, terutama cowok-cowok yang pada kesiangan. Kami syutting di Semarang bawah, terus ke terminal penggaron buat syutting di BRT. Dan Masih kayak kemarin pengambilan syutting berulang-ulang karena bingung ekspresi dan pada becanda. Namun begitu akhirnya juga kami bisa cukup serius. Ngga kerasa udah jam 5 akhirnya kami pulang karena sudah kelelahan.
Banyak cerita lucu saat syutting. Karena kami cerita tentang mass transportatio, jadi kami harus cari tempat-tempat umum dan ramai. Untuk tempat kantor bupati Semarang, kami ngambil di Widya Puraya di ruang Sampoerna. Kami harus minta izin dulu untuk ngambil gambar. Untungnya dengan keberanian yang lebih aku dan Arni berhasil membujuk dan minta izin ke bapak kepala penjaga ruangan. Yaudah deh syutting pun dimulai..
Terus sorenya kami syutting di Soedharto. Karena ada rapat disana akhirnya kami nunggu sampai sepi di gedung sudharto sayap kanan. Karena Resti izin asistensi,dan Puput pulang. Syutting demo cuma dilakukan oleh 5 orang. Meskipun cuma sedikit keliatannya, karena massa yang di shoot sedikit tapi tetep rame karena suara kami yang kenceng dan teriak-teriak. Lucu karena kami sambil ketawa dan pak satpam disana tertawa ngeliat kami syutting. Yang paling lucu pas kita syutting saat di depan rumah makan nyamlang. Kami diliatin oleh orang yang lalu lalang dijalan dan ngeliat kami syutting.
Akhirnya selesai juga kami syutting dan mikirin konsep lainnya.



Laporan Tugas Tekkom Kelompok 1

01.48 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)

Tugas Tekom Makalah Banjir di Jakarta

00.05 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)

Tugas Geoling

07.33 / Diposting oleh Hilda Julyanita Ekaputri / komentar (0)

KONSEP-KONSEP GEOLOGI LINGKUNGAN YANG SESUAI UNTUK WILAYAH INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Geologi Lingkungan (TKP 150)





Disusun Oleh :
Hilda Julyanita Ekaputri
21040111130077


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012


PENDAHULUAN

Mempelajari ilmu geologi khususnya geologi lingkungan dalam perencanaan wilayah dan kota sangatlah penting. Geologi lingkungan dipelajari untuk mengetahui informasi lingkungan fisik suatu wilayah yang diperlukan dalam rencana tata guna lahan di wilayah dan kota tersebut. Selain itu, dapat pula untuk mengetahui daya dukung lahan dalam mempertimbangkan kesesuaian lahan. Hal ini diperlukan penyelidikan di lapangan agar perencana bisa langsung melakukan penyelidikan di suatu lokasi.
Ada tujuh konsep geologi lingkungan yang bisa dipelajari sebagai pedoman dalam merencanakan tata ruang wilayah dan kota. Untuk itu, para perencana memerlukan pengenalan dan pemahaman terhadap konsep-konsep geologi lingkungan yang ada. Dengan mengetahui dan memahami konsep-konsep tersebut, diharapkan dapat tepat mengaplikasikan dan merealisasikan konsep-konsep tersebut secara optimal khususnya untuk wilayah Indonesia. Dan juga menambah pembelajaran dan wawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya, mitigasi bencana, dan menyelaraskan nilai-nilai tanpa mengabaikan nilai ekologis yang ada.




















Tujuh Konsep Geologi Lingkungan

Konsep 1
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen, membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu, saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Bumi lebih bersifat dinamis. Terdapat perubahan-perubahan material dan energi yang terjadi di bumi. Misalnya, perpindahan energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu sendiri. Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Meskipun bumi nampak seperti suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami. Semakin banyaknya kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus tersebut.

Konsep 2
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
Bumi merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan semua makhluk hidup dan makhluk lainnya karena bumi didukung oleh adanya air, udara, dan unsur lainnya sehingga kehidupan dapat terbentuk. Bumi juga memiliki lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini. Sumber daya tersebut ada yang dapat diperbaharui misalnya, air, tanah, dll. Dan juga ada sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, misalnya minyak bumi, batubara,dll. Sumber daya ini selalu digunakan dan kini sumber daya sudah terbatas.

Konsep 3
Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
Proses-proses alam pada saat ini dapat dijadikan acuan/rujukan untuk mengetahui proses alam yang telah terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari 'Teori Keseragaman' yang pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara sederhana dapat dinyatakan sebagai 'The present is the key to past'.
Proses-proses perubahan yang dapat mengubah proses bentang alam terjadi secara alamiah dan juga campur tangan manusia. Contoh proses yang terjadi secara alamiah, yakni suatu lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Sedangkan proses yang terjadi karena perbuatan aktivitas manusia, tergantung dari dampak aktivitas tersebut. Efek yang lebih besar dapat dirasakan bila terjadi secara alamiah daripada aktivitas manusia.

Konsep 4
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Bumi selalu mengalami proses yang terkadang dapat membahayakan dan mengancam kehidupan bagi manusia. Proses ini haruslah dikenali dan sedapat mungkin dihindari, agar kerugian akan rusaknya harta benda dan jatuhnya korban jiwa dapat diminimalkan. Proses ini terjadi secara alamiah. Ada dua macam proses geologi yang terjadi, yakni proses endogen dan proses eksogen.



Konsep 5
Perencanaan tataguna lahan dan tataguna air harus diupayakan seoptimal mungkin untuk memperoleh keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan variabel yang nyata, seperti estetika.
Saat ini pemandangan alam dianggap sebagai sumber daya yang memiliki keindahan yang tinggi selain nilai-nilai vital yang ada terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Banyak yang beranggapan bahwa nilai estetika disebabkan oleh keragaman nilai ekonomi, karena terlihat dari banyaknya proyek yang lebih memperhatikan keuntungan daripada aspek ekologinya.
Untuk itu, diperlukan penyelarasan antara nilai estetika dengan nilai ekonomi dengan cara pengaturan skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika, pengembangan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh, dan yang terakhir, pengembangan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.

Konsep 6
Efek dari penggunaan tanah yang sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.
Dahulu manusia hidup secara nomaden dan kehidupannya sangat bergantung pada alam. Seiring dengan bertambahnya populasi manusia, kebutuhan sandang, pangan, dan papan, manusia mulai berpikir ke arah yang lebih maju atau modern. Manusia membuka lahan baru untuk bermukim dan pertanian guna kelangsungan hidup mereka. Hal ini merupakan contoh awal dari penggunaan lahan buatan dengan memodifikasi lingkungan alami. Sehingga menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Seluruh proses pembangunan umat manusia adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.

Konsep 7
Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Secara langsung ataupun tidak langsung semua proses yang terjadi di kehidupan manusia berkaitan dengan proses geologi. Untuk itu diperlukan pemahaman terhadap cabang-cabang ilmu geologi lainnya, seperti geomorfologi, petrologi, sedimentologi, tektonik, hidrologi, dan pedologi. Hal tersebut sebagai pendukung agar kita memiliki wawasan dan pemahaman yang luas terhadap proses yang terjadi di bumi.


Penutup

Komentar :
Menurut saya, dari ketujuh konsep geologi lingkungan yang disebutkan di atas, konsep yang sesuai diterapkan di wilayah Indonesia yakni konsep kedua, keempat, dan kelima. Hal ini dikarenakan :
 Konsep 2
Indonesia merupakan bagian dari wilayah yang ada di bumi, yang saat ini kita tempati. Indonesia memiliki sumber daya yang berlimpah. Sumberdaya tersebut ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak dapat diperbaharui. Misalnya, sumberdaya air, sumberdaya mineral, sumberdaya energi, dan sumberdaya lahan, yang semuanya merupakan sumberdaya geologi.
Dewasa ini, seiring bertambahnya jumlah populsi di bumi, terjadi peningkatan konsumsi sumberdaya tersebut. Akibatnya, kini sumberdaya yang ada semakin terbatas. Manusia dituntut untuk bagaimana cara memanfaatkan sedikitnya sumberdaya yang ada dan melakukan daur ulang atau pelestarian terhadap sumberdaya yang dapat diperbaharui. Sekaligus mencari alternatif lain untuk mengganti sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Serta melestarikan dan menjaga sumberdaya yang dapat diperbaharui. Sehingga kelangsungan hidup manusia dapat terjaga hingga generasi mendatang.
Contoh : Menciptakan teknologi untuk memanfaatkan sumber air permukaan dan air bawah tanah untuk konsumsi kebutuhan air masyarakat. Dan memperbanyak resapan air, dimulai dari lingkungan rumah. Sehingga air dapat tertampung di saat hujan dan berguna meskipun kemarau datang.

 Konsep 4
Bumi mengalami proses-proses geologi seperti gaya endogen dan eksogen. Termasuk Indonesia yang mengalami proses-proses geologi tersebut. Karena Indonesia terletak diantara pertemuan tiga lempeng yakni lempeng eurasia, lempeng indoaustralia, dan lempeng pasifik. Hal ini memicu sering terjadinya bencana geologi. Bencana geologi tersebut dapat menimbulkan bahaya bahkan bencana bagi kehidupan manusia. Contoh bahaya geologi yakni longsoran tanah, erupsi gunung api, gempa bumi, erosi,dll.
Berdasarkan BAKORNAS, bencana yang diakibatkan oleh bahaya geologi di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Selama periode 2003-2005 telah terjadi 1.429 bencana. Untuk itu kita harus mengenal dan memahami bahaya, penyebab, dan dampak apa yang akan terjadi akibat bahaya geologi yang terjadi di Indonesia. Sehingga dapat dilakukan penyelamatan dini untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. Agar masyarakat segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman sebelum bencana tersebut datang.

 Konsep 5
Tingginya tingkat populasi di Indonesia menyebabkan banyaknya pembukaan lahan baru untuk dijadikan lahan permukiman. Lahan tersebut tidak hanya digunakan di atas lahan yang kosong. Tetapi juga konversi lahan menjadi kawasan permukiman hingga industri dan jasa. Misalnya, konversi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman. Hal ini berakibat pada penyalahgunaan tata guna lahan dan tata guna air yang ada. Konversi tersebut akan mengurangi jumlah lahan pertanian di Indonesia yang berakibat pada menurunnya produksi pangan Indonesia.
Penggunaan lahan yang hanya memerhatikan segi ekonomi daripada segi ekologi, akan berdampak buruk bagi manusia. Jika hal ini terus terjadi maka adanya lahan hijau di Indonesia, khususnya di kota besar akan habis. Dibutuhkan pengelolaan dan pengaturan yang baik dalam pembangunan. Sehingga meskipun tingkat populasi meningkat, jumlah lahan hijau yang tersedia tetap ada. Hal ini akan memerhatikan nilai estetika keindahan alam yang ada. Dengan begitu, terjadi keseimbangan antara nilai estetika dan nilai ekonomi.




Daftar Pustaka :
Keller, A. E. 1982. Environmental Geology. Charles E. Merrill. Publishing Company.
Noor, Djauhari. 2011. Geologi untuk Perencanaan. Bogor: Graha Ilmu.